Salah satu kegiatan yang bergensi untuk diikuti oleh seorang dosen adalah menjadi presenter dalam agenda Konferensi Internasional, baik yang diadakan di dalam negeri maupun luar negeri. Pada bulan September tahun ini, salah satu dosen Prodi HI UNISRI berkesempatan untuk mengikuti acara Konferensi Internasional dengan tema “Southeast Asian Conference on Migration and Development” atau disingkat dengan SEACMD. Konferensi Internasional tersebut diadakan oleh Department of International Relations, Universitas Mataram, Lombok, Indonesia.

Tema konferensi internasional mengenai migrasi dan pembangunan menjadi tema yang cukup dinantikan oleh peneliti, dosen, dan praktisi yang mendalami mengenai kajian migrasi internasional. Hal tersebut juga disampaikan oleh Untari Narulita Madyar Dewi, S.IP., M.H.I, yang menjadi salah satu dosen Prodi HI UNISRI yang ikut serta dalam Konferensi Internasional di Lombok. Untari menyampaikan bahwa kegiatan SEACMD menjadi agenda yang berkesan dan wajib untuk ikut serta, hal ini dikarenakan kajian migrasi internasional yang didalami oleh Untari sangatlah relevan dengan tema yang diusung melalui Konferensi Internasional SEACMD tersebut.

Agenda Konferensi Internasional SEACMD dilaksanakan pada 19-21 September 2023, bertempat di Lombok Astoria Hotel, Lombok, Indonesia. Rangkaian agenda Konferensi Internasional pada hari pertama berfokus pada pemaparan keynotes speaker Prof. Dr. Jun Honna dan Dr. Riwanto Tirtosudarmo. Kemudian, dilanjutkan pada sesi panel presentasi yang diikuti dari para peneliti, dosen, dan praktisi seperti BRIN, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, dan lainnya. Agenda hari kedua berfokus pada pemaparan keynotes oleh Dr. Lucy Jordan dan Prof. Dr. Johan Linquist, sekaligus dilanjutkan pada sesi panel yang diikuti oleh berbagai pihak salah satunya presentasi dari Untari Narulita Madyar Dewi, S.IP., M.H.I.

Dalam presentasinya, Untari, memaparkan mengenai “Forced Migration in Southeast Asia: Policies and Migration Governance”. Ia menyoroti mengenai bagaimana tata kelola dalam migrasi terpaksa yang berada di kawasan Asia Tenggara, yang dilihat dari aspek kebijakan masing-masing negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menarik untuk dikaji karena adanya fenomena migrasi terpaksa etnis Rohingya menuju ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Melalui kajian tersebut, Untari mengatakan ada tata kelola yang baik dalam proses migrasi terpaksa di kawasan Asia Tenggara sehingga proses migrasi dapat berjalan dengan aman, teratur, dan tertib.