Kuliah Dosen Tamu di Prodi HI UNISRI, Menghadirkan Pakar Paradiplomasi dari UMY

Tim PKKM (Program Kompetisi Kampus Merdeka) Prodi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi Surakarta menghadirkan program Praktisi Mengajar. Praktisi mengajar merupakan program yang difasilitasi oleh tim untuk menghadirkan praktisi dalam mata kuliah di Prodi Ilmu Hubungan Internasional. Sabtu, 14 September 2024 dilaksnaakan Praktisi Mengajar kelas Paradiplomasi.

PKelas ini dipandu oleh Dosen mata kuliah paradiplomasi yakni Halifa Haqqi, S.IP.,M.Si. Kelas ini menghadirkan praktisi di bidang paradiplomasi yakni Dr. Sidik Jatmika, M.Si. Dr. Sidik merupakan ahli dalam bidang paradiplomasi maupun micro paradiplomasi dan saat ini merupakan dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Secara sederhana, paradiplomasi merupakan salah satu jenis diplomasi yang dilaksanakan bukan oleh Pemerintah Pusat melainkan oleh Pemerintah Daerah. Dalam kesempatan ini, Dr. Sidik menyampaikan bahwa mempelajari paradiplomasi sebagai suatu studi yang tergolong baru di Indonesia merupakan hal yang cukup memiliki nilai urgensi. Hal ini karena paradiplomasi mampu menghasilkan bentu kerja sama yang lebih ’dekat’ dengan masyarakat.

 Paradiplomasi merupakan studi yang hadir pasca reformasi dan merupakan buah dari kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi. Meski demikian paradiplomasi bahkan micro paradiplomasi merupakan praktik diplomasi yang paling banyak dilakukan terutama di wilayah perbatasan. Dr. Sidik menyebutkan beberapa contoh kasus yang pernah ditangani beliau terkait aktivitas micro paradiplomasi salah satunya di wilayah Sebatik. Di Sebatik, terdapat pasar bersama Malaysia-RI di Aji Kuning. Pasar ini membuka peluang bagi pedagang dan kosumen dua negara bertemu. Transaksi pun bisa menggunakan dalam dua jenis mata uang. Hal ini memang bisa dilakukan akibat adanya micro paradiplomasi. Pemerintah daerah berhasil mengambil peran dan memfasilitasi terselenggaranya kegiatan ini. Hal ini merupakan salah satu bentuk kebermanfaatan dari studi paradiplomasi.

Dari pertemuan ini ada dua hal utama yang dapat dipelajari adalah munculnya aktor-aktor baru dalam Ilmu Hubungan Internasional dan mendorong kemandirian wilayah atau daerah. Namun perlu diingat bahwa dalam menjalankan paradiplomasi maupun micro paradiplomasi perlu ada kehati-hatian karena meski merupakan aktor dalam hubungan internasional ternyata Pemerintah Daerah memiliki limitasi dalam berdiplomasi. Terakhir, Dr. Sidik menekankan bahwa paradiplomasi menjadi salah satu cara melihat kehdiran negara lebih dekat dengan masyarakat.

© Hubungan Internasional UNISRI